Padukuhan Blimbing merupakan salah satu padukuhan yang terletak di Kalurahan
Blimbing, Kapanewon Planjan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Nama
"Blimbing" berasal dari nama buah belimbing yang dahulu banyak tumbuh di wilayah
ini, menandakan kekayaan alam dan kesuburan tanah di daerah tersebut.
Pada masa kolonial Belanda, wilayah Blimbing termasuk dalam kawasan yang strategis
karena letaknya yang berada di jalur perdagangan antara daerah pesisir selatan
dengan pusat Kerajaan Yogyakarta. Hal ini menjadikan Blimbing sebagai tempat
persinggahan pedagang dan traveler yang melintasi daerah Gunungkidul.
Secara geografis, Padukuhan Blimbing terletak di daerah perbukitan karst yang khas
Gunungkidul, dengan formasi batu kapur yang membentuk landscape unik berupa
bukit-bukit dan lembah. Kondisi ini menciptakan sumber mata air alami yang menjadi
berkah bagi kehidupan masyarakat setempat.
Masyarakat Blimbing pada awalnya mengandalkan pertanian tadah hujan dan peternakan
sebagai mata pencaharian utama. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai
mengembangkan sistem pertanian yang lebih modern dengan memanfaatkan teknologi
irigasi sederhana dan diversifikasi tanaman sesuai musim.
Salah satu keunikan Padukuhan Blimbing adalah tradisi "rewang" atau gotong royong
yang masih sangat kental hingga saat ini. Tradisi ini terlihat dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan seperti pembangunan rumah, panen raya, dan perayaan-perayaan
adat yang melibatkan seluruh warga.
Saat ini, Padukuhan Blimbing terus mengalami perkembangan dengan tetap
mempertahankan kearifan lokal dan budaya Jawa yang adiluhung. Berbagai program
pemberdayaan masyarakat dilaksanakan untuk meningkatkan taraf hidup warga, termasuk
pengembangan UMKM, wisata desa, dan penguatan kelembagaan masyarakat.